Aku pernah berjanji untuk membuatkanmu puisi kan?
walaupun seingatku aku memang pernah membuatkanmu sebuah puisi dulu,
puisi tentang pahlawan
ingat? untuk tugas bahasa indonesia..
gak ingat juga gak apa-apa, aku gak maksa kamu untuk ingat
kali ini kubuatkan kamu sebuah puisi lagi
puisi cinta
yang kujanjikan dan kamu balas dengan lagu 'more than word'
tapi aku gak pandai untuk menunjukan, aku hanya pandai merangkai kata
walau hingga saat ini aku masih belum nemuin kata yang tepat untuk mengungkapkan apa yang aku rasain ke kamu, gakpernah ada yang tepat
tapi aku masih memcoba dan sedikitnya kata-kata yang kubentuk puisi ini sedikit banyak mengungkapkan rasaku kepamu, walau belum sempurna
Bersediakah kamu membacanya? :)
Enjoy Reading, Tuan~
Darimu aku belajar bagaimana mencintai diam-diam
Pada seseorang yang tak pernah kuduga bisa sejatuh ini dengannya
Dahulu kita tidak pernah dekat
Dahulu kita tak pernah bicara banyak
Namun mengapa padamu aku bisa jatuh dengan teramat?
Ah sudahlah, aku tak pernah tahu jawabannya
Yang hanya kutahu sesekali memperhatikanmu itu menyenangkan
Dan tanpa kusadari itu telah menjadi candu yang kunikmati tiap debar denyutnya
Lalu setelahnya kusadari aku telah jatuh, terus, hingga begitu saja kubiarkan
Aku telah lupa, benar-benar lupa
Jatuh cinta tanpa izin itu akan sangat menyakitkan
Jadi kuminta izin darimu, Tuan
Bersediakah kamu untuk menjadi objek jatuhku?
Di tangkap olehmu mungkin adalah hal yang tak tahu diri untuk kuminta
Namun ya, jatuh cinta kadang membuat seseorang tak tahu diri
Mungkin aku salah satunya
Tapi aku tidak bisa memaksamu apalagi mengancammu
Karena ceritanya tidak akan bahagia
Dan bukan itu juga yang kuharapkan
Kubiarkan saja itu mengalir. Sampai jauh.
Hingga mungkin bisa menuju samudera hati yang kuharapkan
Beribu-ribu kali kuiringi ia dengan do'a kepada Sang Pencipta
Semoga sekalipun ia akan tersesat, ia haruslah tersesat dijalan yang benar
Mereka bilang aku tak boleh egois untuk memintamu kepadaNya
Dia selalu punya jalan sendiri kata mereka
Tapi aku memang tak pernah seegois ini sebelumnya
Jadi sesekali aku ingin egois dan egoisku adalah memintamu kepadaNya
Dan kamu, Tuan..
Bersediakah kamu untuk meminjamkan nama bagi do'aku malam nanti kepada Sang Maha Mengetahui?
Dan bila nanti ketika do'aku mungkin saja dikabulkan olehNya
Hatiku telah menuju samudera yang tepat, hingga kau juga mungkin menangkapku
Aku tak ingin kamu mengalami hal yang sama menyedihkannya denganku
Aku ingin kamu tahu tentangku dari diriku sendiri
Melalui puisi ini, Akan kukatakan tentang diriku yang sebenarnya
Bersediakah kamu membacanya?
Mungkin kamu mengenalku sebagai gadis periang nan baik hati
Semua orang mengenalku begitu
Padahal aku juga mengalami kesedihan yang juga cukup dalam
Duniaku tidak sepenuhnya terang seperti yang sering kuperlihatkan
Aku juga manusia yang kadang kesepian dan sangat rapuh
Sesekali aku ingin didengarkan dengan jujur saat aku ingin mengeluh,
Jadi bila nanti kamu telah memahamiku
Bersediakah kamu sesekali mendengarkanku dengan jujur?
Aku juga bisa sangat menyebalkan
Aku manusia pembosan yang juga kadang banyak keluh
Aku kekanak-kanakan dan begitu naif
Aku mungkin bisa terluka dan menangis nantinya
Ketika kamu sudah mulai mengerti aku
Bersediakah kamu untuk meminjamkanku bahu dan tanganmu untuk menenangkanku nantinya?
Aku bisa begitu jujur, aku tidak akan berbohong pada siapapun jika orang itu kuanggap bisa mempercayaiku
Aku bisa sangat memahami, ketika nanti kamu akan sibuk dengan duniamu
Aku paham kamu sangat mencintai duniamu, kamu mencintai jalanmu
Aku bisa sangat pengertian dan pencemas yang baik, saat kamu sakit karena kesibukanmu
Aku mengerti kamu juga bukan manusia tangguh yang terkadang tidak memperdulikan diri sendiri hingga jatuh sakit
Aku juga bisa sangat diandalkan, bila kamu ingin bantuan atau setidaknya didengarkan saat kamu rapuh
Karena aku tahu kamu juga kadang mengalami titik jatuh
Bersediakah kamu untuk berbagi denganku?
Begitulah aku, begitulah kamu
Sama-sama manusia yang punya kekurangan dan kelebihan
Dan jatuh cinta denganmu membuatku belajar bahwa mencintai bukan hanya sekedar menerima kelebihan
Namun juga menerima kekurangan
Kuncintai kamu dengan caraku yang mencintai semua hal tentangmu
Namun kamu, Tuan
Kepadamu kepertanyakan sebuah pertanyaan
Suatu saat nanti kalau akhirnya kamu tahu bahwa tidak selamanya aku adalah aku yang kamu duga, bersediakah kamu menerimaku?
-fine
Love



0 komentar:
Posting Komentar