Ketika pelajar
mulai memasuki sekolah
menengah atas, yang mereka
pikirkan adalah jurusan apa
yang harus mereka
ambil nantinya. Kebanyakkan
pelajar masih mengkelompokkan jurusan-jurusan yang
ada di sekolah mereka
dengan sebutan “anak
emas, anak tetangga
dan anak buangan”.
Mereka masih beranggapan
jurusan IPA adalah
si anak emas, jurusan
IPS adalah si anak tetangga
dan jurusan Bahasa
sebagai si anak
buangan. Fenomena ini
terus berlangsung secara
generasi ke generasi, hingga pelajar
yang memperoleh jurusan
“Anak Emas” merasa
berbangga diri sedangkan pelajar
yang memperoleh jurusan
“Anak Buangan” merasa
rendah diri. Lantas
para pelajarpun berlomba,
mengedepakan gengsi dan
memundurkan masa depan
yang harusnya mulai
tersusun.
Read more...
Sampai kapankah
Fenomena seperti ini
terus berlanjut? Apakah gengsi
itu lebih penting
daripada masa depan?


